Kamis, 23 April 2009

TOBI SI BEKANTAN PENAKUT

Kalau selalu takut mencoba, kapan kita bisa tahu kemampuan kita.


Selain penakut, Tobi adalah anak bekantan yang pemalu. Ia lebih suka duduk di bawah pohon dan makan buah-buahan yang dibawakan ibunya dari pada bermain dengan teman-temannya yang riang gembira saling berkejar-kejaran melompat dari satu pohon ke pohon lain.
“Apa kau tidak ingin bisa memetik buah sendiri Tobi,” tanya ibunya cemas melihat anaknya yang sudah besar tapi masih belum berani juga memanjat pohon.
“Aku takut bu.”
“Apa yang kau takutkan, kau ini sudah besar, bukan lagi bekantan kecil. Kau lihat teman-temanmu yang bergelantungan disana itu. Mereka melompat berkali-kali begitu lincahnya tapi tidak pernah jatuh.”
Rupanya Tobi kesal karena ibunya terus membujuknya,” Sudah aku katakan aku takut jatuh, lagi pula aku tidak bisa memanjat pohon kenapa ibu memaksa aku terus.”
“Tobi, kau kan belum pernah mencoba memanjat pohon, jadi bagaimana kau bisa bilang tidak bisa.”
“Cukup bu, jangan paksa aku terus.”
Begitulah setiap ibunya meminta Tobi untuk belajar memanjat pohon selalu berakhir dengan kecewa. Tapi bagaimanapun juga ibu Tobi akan selalu mencari cara agar anaknya mempunyai keberanian untuk memanjat pohon seperti bekantan yang lain. Karena menurut ibu Tobi memanjat pohon itu adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh bekantan sejak lahir, jadi tidak perlu dipelajari untuk bisa melakukannya, yang diperlukan hanyalah membiasakan diri.
Pada suatu hari ibu Tobi jatuh sakit, tak ada yang mencari makan hari itu. Tobi hanya bisa menangis disamping ibunya, bukan menagisi ibunya melainkan karena dirinya lapar.
“Seandainya kau bisa memanjat, pastilah kita tidak akan kelaparan hari ini Tobi,” kata ibunya dengan sedih.
Bukannya malu dan mengakui kelemahannya tapi Tobi malah marah,” kenapa ibu malah menyalahkanku, tidak akan ada satu binatang pun yang bisa membuatku bisa memanjat pohon karena memang aku takut.”
Setelah berkata demikian Tobi keluar rumah dan menangis sedih di bawah pohon. Kanti seekor bekantan teman Tobi datang menghampiri dan mencoba menghiburnya.
“Apa yang kau lakukan disini, kenapa kau menangis.” Tanya Kanti.
“Ibuku sedang sakit sehingga tak ada yang menacari makanan, sekarang kami berdua kelaparan.”
“Aku tahu kau takut memanjat pohon, kalau begitu tunggulah disini sebentar. Aku akan membawakan makanan untuk kalian.”
Kanti memanjat dan bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain secepat kilat. Tak lama kemudian ia datang membawakan Tobi buah-buahan yang sangat banyak.
“Terima kasih Kanti, kau telah meolong aku dan ibuku. Aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu.” Tobi sangat gembira menerima buah-buahan dari Kanti.
Selang beberapa lama kemudian, disuatu sore Tobi mendengar suara bekantan yang merintih minta tolong. Suara itu sayup-sayup terdengar namun Tobi hafal benar bahwa itu adalah suara Kanti, teman baiknya. Ia pun segera keluar rumah menuju arah suara itu.
“Tobi…………..tolong lepaskan aku dari sini.”teriak Kanti begitu dirinya melihat Tobi.
Melihat Kanti terperangkap jaring yang dipasang oleh pemburu diatas pohon,tanpa berpikir panjang lagi Tobi langsung memanjat pohon dan dengan cepat bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain hingga ia sampai pada pohon tempat Kanti terperangkap.
Tobi lupa akan rasa takutnya dan ia juga lupa bahwa ia belum pernah memanjat pohon sebelumnya. Yang ada dalam pikiran Tobi saat itu hanyalah keinginan untuk menyelamatkan Kanti. Dengan cekatan Tobi melepaskan jaring yang membelenggu Kanti kemudian menolongnya menuruni pohon. Sesampainya di bawah barulah Tobi menyadari apa yang telah dilakukannya.
“Aku bisa memanjat Kanti.”kata Tobi takjub.
“Jujur Tobi, aku sendiri belum pernah melihat bekantan lain memamnjat pohon secepat yang kau lakukan tadi. Ternyata selama ini ketakutanmu itu tidak beralasan Tobi.” Kanti mencoba memebesarkan hati Tobi.
“Mulai sekarang aku tidak takut memanjat pohon lagi. Terima kasih Kanti, ini semua berkat kamu.”
“Seharusnya aku yang berterima kasih padamu karena kau telah menyelamatkanku.”
Kita akan tahu kemampuan kita setelah mencobanya. Jadi jangan pernah takut sebelum mencoba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar