Senin, 04 Mei 2009

Membela Tupai

Si kancil sedang bersantai di dalam rumahnya ketika Si Tupai datang. “Tok.... tok..... tok.....” terdengar suara ketukan dari arah pintu. Kancil menarik napas panjang sebelum akhirnya beranjak ke arah pintu.” Ehm........ siapa sih yang datang sore-sore begini, mengganggu waktuku minum teh saja.”
Ketika pintu di buka ternyata Si Tupai sedang menangis tersedu.”Tolonglah aku cil..... semua kelapa ku dicuri oleh monyet.”
“Tenang..... tenang dulu, jangan bicara sambil menangis begitu. Lebih baik kita masuk dulu ya.” Si kancil mengajak Si Tupai masuk kedalam rumahnya dan membuatkan teh. Akhirnya Si Kancil jadi mempunyai teman minum teh sore itu.
Setelah agak tenang Si Tupai mulai bercerita pada Si Kancil.
” Begini cil, tadi pagi aku memanjat pohon kelapa karena persediaan makanan di rumahku sudah habis. Satu persatu kelapa-kelapa itu aku petik kemudian aku lemparkan ke bawah. Tadinya aku pikir setelah selesai memetik kelapa aku akan turun ke bawah dan mengumpulkan kelapa-kelapa tadi.
Tapi ketika belum semua buah kelapa aku petik, secara tidak sengaja aku menengok ke bawah dan melihat monyet mengambil semua kelapa yang aku petik. Terang saja aku marah dan buru-buru turun. Ketika sampai dibawah monyet itu sudah tidak ada. Aku datangi rumah Monyet untuk mengambil kembali kepa-kelapaku tapi monyet itu tidak mengaku kalau ia yang mengambil. Sekarang aku harus bagaimana cil... tolonglah aku mendapatkan kembali kelap-kelapaku.”
“Tenang saja Tupai, monyet yang licik itu memang harus diberi pelajaran. Sekarang kita nikmati dulu teh ini. Setelah itu kau ikut aku ke tempat si Monyet. Aku akan paksa monyet untuk mengembalikan setiap butir kelapa yang ia ambil darimu.” Kata Kancil dengan yakin. Si tupai menjadi lega sekarang.
Tak lama kemudian kancil berjalan kerumah monyet sedangkan tupai kembali ke rumahnya. Beruntung si Kancil karena saat itu monyet sedang berada dirumah seorang diri. Maka dengan berlagak sebagai utusan Raja hutan kancil membetitahukan sebuah pengumuman pada monyet,”Mengapa kau masih disini kawan.”
“Apa maksudmu cil. Memangnya aku harus kemana.” Tanya monyet penasaran.
“Jadi kau belum tahu tentang hal sepenting ini.” Jawab kancil.
“Hal penting apa?” Si mOnyet tambah penasaran.
“Begini monyet.... saat ini seluruh isi hutan belantara sedang sibuk untuk memenuhi permintaan Raja hutan.”
“Permintaan apa sih cil, bicara yang jelas, jangan buat aku penasaran seperti ini.”
Si Kancil semakin yakin kalau siasatnya untuk mengelabui monyet akan berhasil,” Raja hutan sedang mencari kelapa. Ia akan menggantikan setiap butir kelapa dengan satu tandan pisang.”
“Ah yang benar cil.......” Raut wajah monyet mendadak menjadi sangat gembira.
“Buat apa aku bohong.... sudah ya aku pergi dulu mencari kelapa, nanti keburu malam dan sayembara Raja Hutan keburu ditutup.” Si kancil berpura-pura akan pergi.
Baru juga kancil membalikkan badannya monyet kembali memanggilnya,” Tunggu sebentar cil, kemana aku harus menyerahkan kelapa untuk sayembara raja hutan.”
“Di gua dekat air terjun.” Jawab kancil sambil melangkahkan kainya meninggalkan monyet. IA sekarang akan ketempat Si Tupai.
Ketika melihat kancil datang Si Tupai menyambutnya dengan gembira,”Bagaiman cil hasilnya.”
“Beres..... tenang saja. Sekarang kita tinggal menunggu kelpa-kelapa itu diangkut oleh monyet sendiri kemari.” Jawab si Kancil yakin.
“Malam-malam begini?” belum juga si Kancil sempat menjawab Si Tupai sudah melihat monyet dari kejauhan dengan suasah payah membawa kelap-kelapa itu menuju gua tempatnya tinggal.
“Sudah.... kita sekarang bersembunyi,” bisik kancil.”Monyet itu tidak tahu kalau gua ini adalah rumahmu Tupai.”
Memang benar, monyet memang tidak tahu kalau sebenarnya ia telah mengembalikan kelapa-kelapa itu pada pemiliknya. Walaupun kelelahan memindahkan semua kelapa-kelapa yang ada dirumahnya ke dalam gua tersebut namun monyet masih tetap semangat karena ia berharap akan mendapatkan banyak sekali tandan pisang sebagai gantinya.
“Sudah selesai.... ini adalah kepa terakhir yang harus aku bawa.” Kata monyet dengan lega dan menghempaskan tubuhnya ke tanah karena kelelahan.
Tak lama kemudian kancil dan tupai datang mengucapkan terima kasih pada monyet yang baru tersadar kalau dirinya sudah dijebak oleh kancil.
“Terima kasih ya monyet karena kau telah berbaik hati mau mengembalikan kelapa-kelapa itu padaku.” Kata Tupai sambil tersenyum lega.
Kalau memang kelapa itu menjadi hak tupai maka dengan cara apapun Tuhan akan mengembalikan padanya, kali ini lewat akal pintar si kancil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar