Minggu, 16 Agustus 2009

Taman rahasia

Sebuah surat dari masa depan diterima Saskia ketika membuka emailnya.

3 Pebruari 3232
Dear semuanya,
Hari ini aku sangat bahagia hingga aku ingin membagikan kebahagianku ini pada semua orang. Termasuk kalian yang ada di zona waktu masa lalu. Kalian tahu apa yang membuatku bahagia? Sebuah taman rahasia, terdiri dari tanaman hidup di dalam sebuah tong di sebuah bangunan rusak bekas laboratorium. Benar-benar taman rahasia yang selama ini tidak aku beritahukan pada siapapun.

Pohon cabe yang aku tanam tumbuh. Ini menakjubkan. Setelah sekian lama tidak bisa melihat tanaman hidup, akhirnya sekarang aku benar-benar memilikinya. Bukan hanya satu, tapi ada puluhan pohon yang masih sangat kecil yang aku tanam di dalam pot berisi tanah. Kalian pasti heran dari mana aku bisa mendapatkan tanah subur yang bisa menjadi media tanam bagi pohon cabeku.

Di seluruh dunia ini semua tanah pecah-pecah dan menggumpal berwarna merah, memang sudah tidak ada lagi tanah yang tidak terkontaminasi zat kimia hingga tak ada satu pun tanaman bisa hidup. Jadi di manapun kalian berada pastilah kalian ingin sekali melihat bagaimana rupanya sebuah pohon hidup. Ya! benar-benar hidup.

Terkadang aku merasa iri dengan orang-orang di zona waktu masa lalu. Mereka bisa dengan mudahnya menanam segala macam tanaman di manapun mereka suka. Menikmati buah-buhan dan sayuran segar kapan pun sebanyak mereka mau. Sementara kita di zona waktu masa depan ini hanya bisa merasakan buah-buahan dan sayuran dari ekstrak buatan yang serba instan. Di masa kami sekarang ini tak ada lagi petani yang bekerja di sawah atau ladang untuk menanam padi, sayur mayur dan palawija. Yang ada sekarang adalah para ahli kimia yang sibuk dengan segala ramuan ekstrak untuk makanan kami. Tak ada lagi yang alami di sini. Sawah dan ladang sudah berganti dengan laboratorium.

Kami hanya bisa melihat padi, jagung, kangkung, cabe, bunga mawar dan lainnya dari replika di musium. Jadi bisa dibayangkan betapa bahagianya aku sekarang ini karena bisa melihat cabe hidup hasil tanamanku sendiri. Oh ya..... dari tadi kalian pasti bertanya-tanya dari mana aku mendapat tanah subur.

Beberapa bulan yang lalu kebetulan aku tersesat di sebuah bangunan tua di dekat apartemenku. Awalnya aku ketakutan mencari jalan keluar dari bangunan yang tadinya adalah sebuah laboratorium yang sudah lama ditutup ini. Tanpa sengaja aku menabrak sebuah tong bekas yang ternyata di dalamnya berisi tanah. Aku terkejut karena tanah yang kutemui kali ini terlihat gembur dan berwarna kehitaman.

Di sekitar tempat itu juga berserakan bungkusan yang sudah kotor. Aku coba mengambilnya satu dan kubersihkan. Ternyata bungkusan bergambar pohon cabe dan setelah aku buka di dalamnya berisi biji cabe. Hatiku berdebar karena gembira dan takjub. Aku sedang memegang biji cabe sungguhan!

Aku keluar dari tempat itu dan membuka internet mencari segala informasi tentang tanaman cabe. Keesokan harinya aku kembali ke tempat itu walupun sebenarnya di depan pintu masuk sudah di pasangi tanda dilarang masuk. Tapi aku masuk lewat sebuah lubang kecil yang aku lalui ketika pertama kali dulu.

Biji cabe itu aku sebar di atas tanah di dalam tong. Setiap hari aku menyelinap masuk untuk menyiram dengan air yang aku ambil dari kran kecil yang sudah berkarat. Pada hari ke tiga biji itu mulai pecah dan memutih. Bisa dibayangkan kegembiraanku saat itu begitu besar dan aku belum berani membagi kebahagiaan pada orang lain termasuk kedua orang tuaku.

Hari berganti hari dan tanaman cabeku tumbuh semakin besar. Hari ini aku baru bisa membagi kebahagian ini pada kalian semua karena cabe itu telah benar-benar berbuah dan berwarna merah. Sekarang aku baru tahu kalau ternyata bangunan tempatku bertanam cabe ini dulunya adalah sebuah laboratorium yang melakukan penelitian tanah. Sayangnya sebelum penelitian itu berhasil disebar luaskan, seluruh isi bangunan ini lebih dahulu hancur karena gempa.

Barangkali setelah ini aku akan mendapat penghargaan dari dunia. Tapi itu tak seberapa dibanding dengan tanaman yang kumiliki saat ini. Aku berjanji akan memelihara tanah subur didalam tong yang sangat sedikit ini.

Seandainya saja aku bisa hidup di zona waktu masa lalu, maka aku akan memelihara dan menjaga kekayaan alam yang begitu banyak itu agar bisa dinikmati oleh anak-anak yang hidup di masa depan. Jika kalian yang hidup di zona masa lalu bisa membantu kami, anak-anak yang hidup di zona masa depan, jagalah tanah, air dan juga udara yang kalian nikmati, peliharalah pohon-pohon di hutan dan tanamilah tanah subur yang kalian miliki dengan tanaman.
Salam dari zona masa depan

PESAN MORAL
1.Menjaga kelestarian lingkungan akan sangat berguna di masa depan.
2.Apa yang dikisahkan dalam surat dari masa depan itu akan benar-benar terjadi jika dari sekarang kita tidak memelihara lingkungan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar