Jumat, 31 Juli 2009

Menolong Kelinci

Pagi yang cerah di hutan belantara. Angin semilir yang sejuk membawa aroma harum bunga-bunga di hutan. Embun-embun di dedaunan terasa dingin menyegarkan. Burung-burung berkicau bersautan membentuk paduan suara menyanyikan lagu selamat pagi pada seisi hutan belantara.
Kancil berjalan-jalan menikmati suasana pagi yang indah itu. Langkahnya ringan sambil berdendang. Sesekali ia menyapa binatang lain yang ditemuinya. ”Suaramu indah sekali cucak rawa, nyanyianmu membuatku merasa bahagia.”
“Terima kasih kancil, semoga harimu bahagia selamanya.” Jawab Cucak Rawa dengan bangga menerima pujian Kancil.
Ketika melewati rumah kelinci, Kancil berhenti sejenak, dilihatnya kelinci sedang membawa masuk beberapa ikat wortel.”Mau aku bantu kelinci, sepertinya kau keberatan.”
“Oh, dengan senang hati. Terima kasih sebelumnya kancil.” Kata kelinci sambil memberikan sebagian bawaannya pada kancil.
“Kau mau membuat pesta rupanya kelinci?” tanya kancil ketika melihat di dalam rumah kelinci ternyata terdapat bertumpuk makanan.
“Bukan begitu kancil, semua makanan ini bukan untuk pesta, tapi aku memang sengaja menyimpan makanan ini sebagai persediaan. Sebentar lagi keponakanku yang tinggal di goa dekat danau akan datang. Sepertinya mereka akan tinggal di sini, mungkin untuk sementara waktu atau mungkin juga untuk selamanya.” Jawab kelinci dengan raut muka sedih.
Kancil merasa ada sesuatu yang membuat temannya ini sedih,”Mengapa wajahmu menjadi sedih begitu, kalau kau mau bercerita tentang hal yang membuatmu sedih, aku akan menjadi pendengar yang baik. Siapa tahu aku bisa menolongmu.”
“Sebagian besar keluargaku tinggal di goa dekat danau. Ibu, ayah juga saudara-saudara dan keponakanku tinggal di goa dekat danau. Sesekali aku menengok mereka atau mereka yang datang kemari. Semalam keponakanku datang kemari dan bercerita kalau ayah, ibu dan juga saudara-saudara satu-persatu telah dimakan oleh harimau.Tinggallah kini keponakan-keponakanku yang masih kecil-kecil. Mereka takut tinggal di goa itu lagi. “
“Keterlaluan harimau........ aku akan memberinya pelajaran.” Si Kancil sangat marah mendengar cerita kekejaman harimau. Ia kemudian berdiri dan berpamitan pada kelinci.
“Kau mau kemana Kancil?” tanya kelinci cemas.
“Tentu saja mencari harimau, aku harus membuatnya kapok. Kau tenang saja kelinci, aku ini binatang pintar, jadi aku punya seribu cara untuk memberi pelajaran pada semua binatang. Harimau memang ganas, tapi ia bodoh. Taring dan kukunya yang tajam pasti bisa dikalahkan oleh otakku yang cemerlang.”
Pagi sudah beranjak siang, Kancil meneruskan perjalanannya. Burung-burung sudah pergi dari tempatnya bertengger untuk mencari makan. Untunglah Kancil bertemu dengan burung gelatik, sahabat yang selalu siap menolongnya.Saat itu gelatik juga telah bersiap pergi mencari makan.
“Aku memerlukan bantuanmu gelatik.” Panggil Kancil.
“Dengan senang hati sahabatku. Katakan apa yang bisa aku lakukan untukmu.” Jawab gelatik sambil terbang ke arah Kancil.
Kemudian Kancil membisikkan sesuatu pada gelatik. Burung kecil itu menganguk-angguk tanda setuju dengan apa yang diucapkan kancil. Setelah itu burung gelatik melesat terbang ke udara, sedangkan kancil tetap di tempat itu dan beristirahat di bawah pohon.
Beberapa saat kemudian dari kejauhan terdengar suara auman harimau, pertanda binatang yang ditunggu kancil sejak tadi sudah datang. Kancil pun bersiap-siap untuk menyambutnya, ia duduk bersila sambil komat-kamit seolah sedang mengucapkan mantra. Harimau berjalan semakin mendekat.Ketika sudah berada di hadapan kancil, binatang buas itu mengaum keras kemudian duduk dihadapan kancil. Ia tidak berani mengganggu kancil.
Sementara itu kancil yang tahu targetnya sudah tiba, ia segera membuka mata dan berkata,” Aku tahu maksud kedatanganmu kemari harimau, kau ingin menambah kekuatanmu agar bisa menguasai seisi hutan ini, betul?”
Harimau semakin yakin bahwa Kancil sekarang telah menjadi dukun yang sakti karena bisa menebak maksud kedatangan sebelum ia sendiri mengatakannya,” Betul dukun kancil, tadi aku bertemu dengan gelatik dan ia bercerita kalau kau....... eh........ maksud saya anda sekarang telah menjadi dukun yang sakti yang bisa memberikan kekuatan kepada siapa saja.”
“Oh...... tapi itu tidak mudah harimau, ada syaratnya, dan aku sangsi apakah kau bisa memenuhi persyaratan itu, karena aku dengar kau sudah berbuat banyak dosa dengan membunuh keluarga kelinci yang ada di goa sehingga kau sekarang telah banyak dosa.” Kata Kancil dengan serius seolah-olah ia adalah dukun sakti.
“Katakan syaratnya, seberat apapun akan aku lakukan, asal aku mendapat kekuatan itu.”
“Sebenarnya kekuatan itu bersumber dari gong kecil yang menggantung pada pohon di atas kepalaku ini. Tapi sesuai petunjuk gaib yang datang padaku hanya binatang yang tidak berdosa saja yang bisa memukulnya dan mendapat kekuatan itu.”
“Aku akan mencobanya Kancil,”
“Ini bukan untuk coba-coba, ini barang keramat, apa kau mau menanggung akibatnya kalau ternyata justru terjadi sesuatu yang mengerikan.” Jawab kancil tegas.
“Aku siap kancil.”
“Baiklah, aku akan menyingkir sebentar, dalam hitungan kesepuluh pukullah gong itu, tapi kalau ternyata terjadi sesuatu yang mengerikan itu berarti dosamu masih sangat banyak, jadi kau harus segera berlari ke danau dan meminta ampun pada keluarga kelinci dan berjanji untuk tidak berbuat jahat lagi pada seisi hutan belantara sebagai usaha penghapusan dosamu. Kau siap?”
“Ya aku siap.”
Kancil mulai menyingkir dan berhitung,” satu........ dua......... tiga...........”
Pada hitungan kesepuluh harimau mulai memukul gong yang dikatakan kancil, yang sebenarnya adalah sarang labah-labah. Dalam sekejab sekawanan lebah menghambur keluar, harimau yang tidak menyangka apa yang akan terjadi teringat pesan kancil. Ia pun segera lari secepat kilat menuju danau dan menceburkan diri kedalamnya.
“Maafkan aku keluarga kelinci dan seisi hutan belantara, aku berjanji tidak akan mengganggu kalian lagi. Aku kapok. Mulai sekarang aku akan berbuat baik untk menebus dosaku.” Teriak harimau. Sementara itu kawanan lebah sudah tidak lagi mengejar harimau.

PESAN MORAL Harimau memang binatang yang kuat, tapi ia menggunakan kekuatannya itu untuk kesenangannya sendiri dan tidak memepedulikan kesengsaraan binatang lain seperti kelinci.
Keinginan harimau untuk menambah kekuatan pada kancil yang berpura-pura menjadi dukun sakti adalah cermin ketidak puasan dalam dirinya yang malah membawa kesialan bagi dirinya.

CERITA INI ADA DALAM BUKU “DONGENG FAVORIT SI KANCIL”, Astri Damayanti, INDRIA PUSTAKA 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar